Metode Penjadwalan Pada Proccesor Core 2 Duo
Scheduling dalam sistem operasi dapat diartikan dengan penjadwalan beberapa proses yang dieksekusi secara satu persatu atau bergantian pada sistem pemrosesan prosesor tunggal. Proses mana yang Akan dijalankan dahulu? Nah, itulah yang dibahas pada penjelasan kali ini, di bawah terdapat beberapa cara prosesor menyelesaikan eksekusi proses tersebut atau yang biasa disebut dengan algoritma penjadwalan.
Sebelumnya, tujuan Dari penjadwalan Prosesor sendiri adalah dapat memberikan penyelesaian eksekusi program dengan cepat tanpa adanya starvation pada prosesnya dan juga penggunaan prosesor yang lebih efisien dalam menyelesaikan eksekusi program. Penjadwalan pada Core 2 Duo menggunakan 3 metode penjadwalan yaitu :
1. First Come First Server (FCFS)
Pertama datang, pertama dilayani (First In, First Out atau FIFO) tidak peduli apakah burst time-nya panjang atau pendek, sebuah proses yang sedang dikerjakan diselesaikanterlebih dahulu barulah proses berikutnya dilayani.
Penjadwalan FCFS merupakan penjadwalan:
1) Penjadwalan non-preemptive (run-to-completion)
2) Penjadwalan tidak berprioritas
Ketentuandari penjadwalan FCFS adalah :
1) Proses-proses diberi jatah waktu pemroses, diurut dengan waktu kedatangannya,
2) Begitu proses mendapat jatah waktu pemroses, proses dijalankan sampai proses tersebut selesai, walaupun ada proses lain yang datang, proses tersebut berada dalam antrian sistem atau disebut dengan ready queue.
2. Shortest Job Scheduler (SJF)
Pada penjadwalan SJF, proses yang memiliki CPU burts paling kecil dilayani terlebih dahulu. Dalam metode penjadwalan ini ada dua skema yaitu :
1) Non preemptive, bila CPU diberikan pada proses, maka tidak bisa ditunda sampai CPU burts selesai.
2) Preemptive, jika proses baru datang dengan panjang CPU burts lebih pendek dari sisa waktu proses yang saat itu sedang dieksekusi, proses ini ditunda dan diganti dengan proses baru. Skema ini disebut dengan Shortest-Remeaning Time First (SRTF).
3. Round Robin Scheduling
Konsep dari algoritma ini adalah dengan menggunkan time sharing. Pada dasarnya algoritma ini sama dengan FCFS, hanya saja bersifat preemptive. Setiap proses mendapatkan waktu CPU yang disebut dengan waktu Quantum (Quantum Time) untuk membatasi waktu proses, biasanya 1-100 milidetik. Setelah waktu habis, proses ditunda dan ditambahkan pada ready queue.
Jika suatu proses memiliki CPU burst lebih kecil dibandingkan dengan waktu quantum, maka proses tersebut akan melepaskan CPU jika telah selesai bekerja, sehingga CPU dapat segera digunakan oleh proses selanjutnya. Sebailiknya jika suatu proses memiliki CPU burst yang lebih besar dibandingkan dengan waktu quantum, maka proses tersebut dihentikan sementara jika sudah mencapai waktu quantum, dan selanjutnya mengantri kembali pada posisi ekor dari ready queue, CPU kemudian menjalankan proses berikutnya. Jika terdapat n proses pada ready queue dan waktu quantum q, maka setiap proses mendapatkan 1/n dari waktu CPU paling banyak q unit waktu pada sekali penjadwalan CPU. Tidak ada proses yang menunggu lebih dari (n-1)q unit waktu. Performansi algoritma round robin dapat dijelaskan sebagai berikut, jika q besar, maka yang digunakan adalah algoritma FIFO, tetapi jika q kecil maka sering terjadi kontak context switch.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar